Investasi di pasar berkembang selalu menjadi topik yang menarik karena potensi pertumbuhannya yang tinggi, meskipun risikonya juga lebih tinggi. Salah satu instrumen investasi yang dapat digunakan untuk eksposur di pasar berkembang adalah ETF. Salah satu ETF yang menonjol dalam kategori ini adalah JHEM. Hari ini, kita akan membahas apa itu JHEM, bersama dengan kelebihan dan kekurangannya.
John Hancock Multifactor Emerging Markets ETF, atau yang dikenal dengan singkatan JHEM, adalah ETF yang ditargetkan pada pasar berkembang dengan menggunakan strategi multifaktor. ETF ini dikelola oleh John Hancock Investment Management.
JHEM bertujuan untuk mereplikasi kinerja indeks multifaktor yang memberikan eksposur ke pasar berkembang di seluruh dunia. Faktor-faktor yang digunakan dalam pemilihan saham meliputi kualitas, momentum, value (nilai), dan ukuran.
Komposisi portofolio JHEM terdiri dari berbagai saham dari berbagai sektor di pasar berkembang. Negara-negara utama yang masuk dalam portofolio termasuk China, Korea Selatan, Taiwan, India, dan Brasil. Saham-saham yang dipilih biasanya memiliki fundamental yang kuat dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Salah satu kelebihan utama JHEM adalah diversifikasi geografis yang diberikan, yang dapat membantu mengurangi risiko spesifik negara. Dengan berinvestasi di berbagai negara berkembang, JHEM memungkinkan investor mengambil keuntungan dari potensi pertumbuhan di berbagai pasar global.
Penggunaan strategi multifaktor membantu dalam penyeleksian saham yang memiliki potensi keuntungan lebih tinggi. Faktor kualitas, momentum, nilai, dan ukuran digunakan untuk memilih saham-saham yang secara fundamental lebih kuat dan berpotensi memberikan hasil yang baik.
JHEM dikelola oleh tim profesional di John Hancock Investment Management, yang membawa keahlian dan pengalaman dalam mengelola portofolio multifaktor. Pengelolaan aktif ini dapat memberikan fleksibilitas dan responsivitas yang lebih baik terhadap perubahan pasar dibandingkan ETF yang dikelola pasif.
Pasar berkembang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pasar maju, meskipun dengan risiko yang lebih tinggi. JHEM memberikan eksposur ke pasar ini, memungkinkan investor untuk mengambil keuntungan dari pertumbuhan ekonomi yang cepat dan berkembang.
Pasar berkembang terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi. Faktor politik, ekonomi, dan sosial dapat mempengaruhi pasar ini secara signifikan. Oleh karena itu, JHEM lebih sesuai bagi investor dengan toleransi risiko tinggi.
Karena dikelola secara aktif, biaya pengelolaan JHEM mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan ETF yang dikelola secara pasif. Biaya yang lebih tinggi ini dapat mengurangi keuntungan bersih yang diterima oleh investor.
Karena berinvestasi di pasar global, JHEM juga terkena risiko mata uang. Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat berdampak negatif terhadap nilai investasi dalam ETF ini.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari JHEM, investasi jangka panjang lebih disarankan. Investasi ini memungkinkan waktu untuk pertumbuhan potensi dan fluktuasi jangka pendek dapat diabaikan.
Dengan berinvestasi kembali dividen yang diterima, Anda dapat meningkatkan efek bunga majemuk, yang berpotensi meningkatkan nilai investasi Anda secara signifikan dalam jangka panjang.
Mengingat risiko yang terkait dengan pasar berkembang, JHEM sebaiknya dijadikan bagian dari portofolio investasi yang lebih luas dan terdiversifikasi. Menyertakan ETF ini bersama dengan investasi di pasar maju atau instrumen investasi dengan tingkat risiko lebih rendah dapat membantu mengelola risiko keseluruhan portofolio.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan JHEM, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi sesuai dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko masing-masing.