Dalam dunia investasi, ETF (Exchange-Traded Funds) telah menjadi alternatif populer bagi banyak investor yang mencari portofolio diversified dan efisien. Salah satu ETF yang menarik perhatian adalah FVAL, yang dikenal karena pendekatannya dalam menggunakan faktor nilai untuk strateginya. Hari ini, kita akan membahas apa itu FVAL, kelebihan, dan kekurangannya.
FVAL adalah ETF yang dikenal dengan nama lengkap Fidelity Value Factor ETF. ETF ini dirancang untuk memberikan eksposur pada saham-saham AS yang dianggap undervalued berdasarkan kriteria tertentu.
FVAL mengikuti Fidelity U.S. Value Factor Index. Indeks ini menargetkan perusahaan dengan rasio nilai pasar terhadap kepemilikan ekuitas dan indikator fundamental lainnya yang rendah, yang dianggap memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pasar dalam jangka panjang.
FVAL memiliki portofolio yang mencakup perusahaan besar dengan sejarah menghasilkan keuntungan yang kuat namun diperdagangkan pada valuasi yang relatif rendah. ETF ini memberikan eksposur ke berbagai sektor, termasuk teknologi, keuangan, dan konsumen, tetapi cenderung lebih sedikit pada sektor yang umumnya dipandang overvalued.
Investasi dalam saham undervalued memiliki potensi untuk memberikan pengembalian yang lebih tinggi saat pasar mengenali nilai sebenarnya dari saham tersebut. FVAL berfokus pada mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang ini, yang dapat memberi keuntungan jangka panjang yang signifikan bagi investor.
FVAL menawarkan biaya tahunan yang kompetitif. Pada tahun 2023, biaya tahunan FVAL adalah sekitar 0,29%, yang dianggap relatif rendah dan efisien, memberikan investor lebih banyak nilai dari investasi mereka.
Dengan mencakup berbagai sektor, FVAL memberikan diversifikasi yang luas kepada investornya. Diversifikasi ini mengurangi risiko investasi dengan tidak mempertaruhkan semuanya pada satu sektor atau industri.
Karena fokus pada perusahaan yang undervalued, FVAL dapat menghadapi volatilitas pasar yang lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan ini sering kali undervalued karena berbagai risiko atau ketidakpastian, yang dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan.
Bagi investor yang mencari ETF dengan yield dividen yang tinggi, FVAL mungkin bukan opsi terbaik. Meskipun beberapa saham dalam portofolio FVAL membayar dividen, ETF ini tidak berfokus secara khusus pada saham dividen.
Mengandalkan strategi faktor nilai membawa risiko bahwa saham-saham yang dipilih mungkin tetap undervalued untuk waktu yang lama atau tidak pernah mencapai nilai potensialnya. Ini bisa mempengaruhi performa keseluruhan ETF.
FVAL dirancang untuk investor jangka panjang yang percaya pada kekuatan dan potensi imbal hasil dari saham-saham undervalued.
Investasi dalam FVAL idealnya dilakukan dengan pandangan jangka panjang minimum 5-10 tahun. FVAL bisa menjadi pilihan yang baik bagi investor yang mencari eksposur ke perusahaan undervalued yang mungkin memberikan pengembalian yang lebih tinggi seiring waktu, terutama jika keyakinan pasar berbalik.
Memaksimalkan potensi FVAL juga bisa dilakukan melalui strategi reinvestasi dividen dan pendapatan. Dengan terus menginvestasikan pendapatan kembali ke FVAL, investor dapat memanfaatkan efek bunga majemuk, meningkatkan potencinya untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi.
Dengan strategi yang tepat dan pemahaman tentang potensi risiko dan keuntungannya, FVAL dapat menjadi bagian penting dalam portofolio investasi yang beragam, memberikan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sambil menawarkan eksposur kepada saham-saham AS yang undervalued.