Ketidakpastian di pasar keuangan global menegaskan pentingnya diversifikasi dalam portofolio investasi. Dalam konteks ini, CEFS digunakan secara luas sebagai ETF yang berfokus pada Closed-End Funds (CEF) untuk persiapan pensiun dan diversifikasi investasi. Jika Anda berinvestasi secara konsisten dalam CEFS selama 10-20 tahun, ada potensi untuk meraih keuntungan yang signifikan. Hari ini, kita akan membahas apa itu CEFS, bersama dengan kelebihan dan kekurangannya.
CEFS adalah ETF yang berfokus pada Closed-End Funds (CEF). Singkatan dari Saba Closed-End Funds ETF, CEFS dikelola oleh Saba Capital Management, sebuah manajer investasi berbasis di New York.
CEFS berinvestasi pada CEF yang diperdagangkan dengan diskon terhadap net asset value (NAV) mereka. ETF ini dirancang untuk memanfaatkan peluang arbitrase antara harga pasar dan nilai aset bersih dari CEF yang mendasarinya.
CEFS terdiri dari berbagai CEF yang terdiversifikasi di berbagai sektor seperti obligasi, ekuitas, dan instrumen kredit lainnya. ETF ini berfokus pada CEF yang diperdagangkan dengan diskon relatif besar terhadap NAV, dengan harapan bahwa harga akan menyusul nilai nyata mereka.
CEFS berinvestasi pada CEF yang diperdagangkan di bawah nilai aset bersih mereka, menawarkan potensi keuntungan dari selisih harga. Strategi ini memungkinkan investor untuk membeli pada discount dan menjual pada premi jika harga mendekati NAV atau lebih tinggi.
Dengan CEFS, investor mendapatkan akses ke berbagai Closed-End Funds dalam satu instrumen, sehingga memungkinkan diversifikasi menyeluruh dalam portofolio mereka. Diversifikasi ini bisa mengurangi risiko portofolio secara keseluruhan dibandingkan dengan berinvestasi dalam satu atau dua CEF saja.
CEFS memberikan distribusi berkala kepada investor, yang berasal dari pembayaran dividen dan bunga dari CEF yang mendasarinya. Ini membuat CEFS menarik bagi investor yang mencari pendapatan reguler.
ETF yang dikelola secara aktif seperti CEFS cenderung memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan ETF berbasis indeks. Biaya tahunan CEFS bisa mencapai 1,10%, yang cukup signifikan terutama dalam investasi jangka panjang.
Karena CEFS berinvestasi pada CEF yang sering kali kurang likuid, harga ETF ini bisa menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi dibandingkan ETF lainnya. Dalam situasi pasar yang tidak stabil, ini bisa menambah tekanan psikologis pada investor.
Struktur investasi CEFS yang kompleks bisa lebih sulit dipahami oleh sebagian investor dibandingkan ETF biasa. Investor harus memahami mekanisme diskon NAV dan strategi arbitrase untuk sepenuhnya memahami produk ini.
Salah satu strategi utama dalam berinvestasi di CEFS adalah memanfaatkan diskon terhadap NAV dari CEF yang mendasarinya. Ini membutuhkan pemahaman yang baik tentang kapan harga CEF dianggap undervalued atau overvalued.
Meskipun CEFS menawarkan potensi arbitrase jangka pendek, pendekatan jangka panjang bisa lebih menguntungkan karena memungkinkan investor untuk menarik manfaat dari distribusi berkala dan koreksi harga terhadap NAV.
Menginvestasikan kembali distribusi yang diterima ke dalam CEFS atau instrumen lain bisa meningkatkan efek bunga majemuk dan mempercepat pertumbuhan aset. Ini bisa menjadi strategi yang efektif untuk menumbuhkan investasi dalam jangka panjang.
Karena CEFS adalah ETF yang dikelola secara aktif, pemantauan secara berkala diperlukan untuk memastikan bahwa ETF ini masih sesuai dengan tujuan investasi Anda. Kondisi pasar yang berubah dan perubahan strategi manajemen bisa mempengaruhi kinerja CEFS.
CEFS menawarkan cara yang menarik untuk mendapatkan eksposur ke Closed-End Funds dengan potensi keuntungan dari diskon NAV. Meskipun memiliki beberapa kelemahan seperti biaya yang lebih tinggi dan volatilitas harga, strategi investasinya yang unik bisa menawarkan keuntungan yang menarik bagi investor yang sabar dan berpengetahuan. Jika Anda mencari diversifikasi dan potensi pendapatan reguler dari portofolio yang dikelola secara aktif, CEFS layak dipertimbangkan untuk rencana investasi jangka panjang Anda.