Ketidakpastian dalam pasar keuangan global membuat investor mencari opsi diversifikasi yang andal dan stabil. JPUS banyak digunakan sebagai ETF yang menawarkan diversifikasi luas dan potensi pengembalian lebih tinggi dibandingkan indeks tradisional. Jika Anda berinvestasi secara konsisten dalam JPUS selama 10-20 tahun, Anda memiliki potensi mendapatkan pertumbuhan modal yang baik dengan risiko yang relatif terkendali. Hari ini, kita akan membahas apa itu JPUS, bersama dengan kelebihan dan kekurangannya.
JPUS adalah ETF yang dirancang untuk memberikan diversifikasi luas di pasar saham AS. Singkatan dari JPMorgan Diversified Return U.S. Equity ETF, JPUS berfokus pada memilih saham dengan kriteria tertentu untuk mengurangi risiko dan meningkatkan pengembalian.
JPUS adalah ETF yang mengikuti John Hancock Dimensional Index. Indeks ini berinvestasi pada perusahaan berdasarkan berbagai criteria fundamental seperti ukuran perusahaan, nilai, dan profitabilitas.
Setelah seleksi, saham-saham dalam portfolio dipertahankan dengan tujuan memberikan kembali yang stabil dan risiko yang termitigasi.
JPUS menyertakan perusahaan yang tersebar di berbagai sektor termasuk teknologi, keuangan, kesehatan, dan industri. Ini membuat portofolio JPUS lebih tahan terhadap volatilitas di sektor tertentu dan menawarkan hubungan risiko/pengembalian yang lebih baik.
Salah satu kelebihan utama JPUS adalah diversifikasinya yang luas. Kepemilikan di berbagai sektor membuatnya lebih tahan terhadap perubahan besar dalam industri tertentu. Diversifikasi ini mengurangi risiko yang biasanya terkait dengan berinvestasi hanya dalam beberapa sektor atau saham individu.
JPUS menggunakan pendekatan kuantitatif dalam memilih saham, yang artinya proses seleksi sahamnya didasarkan pada data dan algoritma, bukan keputusan subjektif. Ini dapat membantu membuat portofolio yang lebih seimbang dan berdasarkan metrik kinerja yang konsisten.
JPUS memiliki rekam jejak pengembalian yang konsisten dan lebih baik daripada banyak ETF lainnya dalam kategori yang sama. Ini karena strategi seleksi saham yang menggabungkan beberapa faktor risiko dan pengembalian.
Biaya manajemen JPUS agak lebih tinggi dibandingkan dengan ETF pasif lainnya, seperti indeks total pasar. Biaya ini dapat mengurangi keuntungan bersih Anda terutama dalam jangka panjang, maka penting untuk mempertimbangkan biaya ini terhadap potensi pengembaliannya.
Approach quantitative yang digunakan oleh JPUS, meskipun berdasarkan data, dapat terasa kompleks dan sulit dipahami oleh investor rata-rata. Keputusan investasi yang didasarkan pada model komputer bisa kurang transparan dan sulit untuk dievaluasi secara independen oleh investor biasa.
JPUS tidak cocok untuk investor yang mencari pengembalian jangka pendek yang cepat melalui spekulasi di pasar saham teknologi atau sektor lainnya. Namun, bagi mereka yang mencari investasi jangka panjang dengan risiko yang terkendali, JPUS menawarkan opsi yang menarik.
Untuk berinvestasi di JPUS, idealnya diperlukan pendekatan jangka panjang, minimal 10 tahun. JPUS memberikan diversifikasi yang luas yang membantu mengurangi risiko di pasar saham. Strategi ini cocok bagi investor yang mencari stabilitas tetapi juga ingin mengoptimalkan pengembalian mereka seiring berjalannya waktu.
Dengan menginvestasikan sejumlah uang setiap bulan ke JPUS dan menginvestasikan kembali setiap dividen yang diterima, investor dapat memanfaatkan efek bunga majemuk untuk meningkatkan aset mereka secara signifikan dalam jangka panjang. Invesasi jangka panjang dan reinvestasi dividen adalah kunci untuk memaksimalkan pengembalian dari JPUS.
Melalui pengelolaan yang bijak dan pemahaman tentang risiko dan potensi pengembaliannya, JPUS dapat menjadi pilihan yang kuat bagi investor yang mencari tujuan jangka panjang yang stabil.