Dalam dunia investasi, terutama ketika menyangkut pasar saham emerging markets (pasar yang sedang berkembang), banyak investor yang tertarik untuk menemukan cara untuk melindungi portofolio mereka atau memanfaatkan kelemahan pasar. Salah satu instrumen investasi yang digunakan untuk tujuan ini adalah EEV. Hari ini, kita akan membahas apa itu EEV, beserta kelebihan dan kekurangannya.
EEV adalah singkatan dari ProShares UltraShort MSCI Emerging Markets, sebuah ETF (Exchange-Traded Fund) yang dirancang untuk memberikan hasil dua kali lipat dari kebalikan (inverse) dari kinerja harian MSCI Emerging Markets Index.
Berbeda dengan ETF konvensional yang berinvestasi pada sekuritas yang diperkirakan akan naik nilainya, EEV berfokus pada memberikan hasil dua kali lipat dari kebalikan dari kinerja harian indeks yang mendasarinya. Artinya, ketika MSCI Emerging Markets Index turun 1% dalam sehari, EEV akan naik sebanyak 2%, dan sebaliknya jika indeks naik.
ETF ini sangat cocok untuk investor yang memiliki pandangan negatif terhadap pasar emerging markets dan mencari keuntungan dari penurunan harga.
EEV mendapatkan eksposur ke pasar emerging markets melalui penggunaan derivatif seperti swap dan kontrak berjangka untuk mencapai tujuannya. ETF ini tidak berfokus pada saham individu tetapi lebih pada metrik kinerja indeks secara keseluruhan.
EEV memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dari penurunan pasar emerging markets, menjadikannya alat yang efektif untuk hedging atau spekulasi negatif terhadap pasar tersebut.
Karena dirancang untuk memberikan dua kali lipat kebalikan dari kinerja harian MSCI Emerging Markets Index, EEV menawarkan potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka pendek apabila pasar mengalami penurunan.
Dengan memasukkan EEV ke dalam portofolio, investor dapat menciptakan diversifikasi yang lebih baik dengan mengimbangi risiko di pasar emerging markets dengan instrumen yang mendapat keuntungan ketika pasar tersebut turun.
EEV memiliki risiko yang sangat tinggi karena menggunakan leverage dua kali lipat kebalikan dari indeks. Pergerakan yang besar di pasar bisa dengan cepat mengakibatkan kerugian besar.
Karena EEV dirancang untuk memberikan hasil kebalikan harian dari indeks, efek compounding dapat menyebabkan hasil yang signifikan berbeda dari ekspektasi jika dipegang dalam jangka panjang. ETF ini lebih cocok untuk pergerakan jangka pendek atau untuk hedging daripada investasi jangka panjang.
ETF leveraged seperti EEV cenderung memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan ETF konvensional karena kompleksitas dan penggunaan instrumen derivatif yang mahal.
Untuk berinvestasi dalam EEV, investor disarankan untuk memiliki pemahaman mendalam tentang inverse ETF, leverage, dan perilaku pasar emerging markets. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
Jika Anda memiliki eksposur besar di pasar emerging markets dan ingin melindungi portofolio dari potensi penurunan, EEV dapat digunakan sebagai instrumen hedging untuk mengimbangi potensi kerugian.
EEV lebih cocok untuk investor yang memiliki proyeksi penurunan harga jangka pendek di pasar emerging markets. Penting untuk memonitor pasar dengan cermat dan memastikan posisi ditutup pada waktu yang tepat untuk menghindari kerugian karena pergerakan pasar yang tidak diinginkan.
Menggabungkan EEV dengan instrumen investasi lain dapat membantu menciptakan portofolio yang lebih terdiversifikasi dan mengurangi risiko total. Ini dapat membantu mencapai keseimbangan antara potensi keuntungan dan risiko.
Karena risiko tinggi yang terkait dengan EEV, penting bagi investor untuk terus mendidik diri sendiri dan memantau investasinya secara teratur. Menggunakan alat analisis teknis dan fundamental dapat membantu membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Sebagai bagian dari strategi investasi yang lebih luas, EEV dapat menjadi alat yang berguna bagi mereka yang memahami risikonya dan memiliki pengalaman dalam investasi yang kompleks.